Bayer pertama kali mengembangkan Heroin
pada tahun 1898 sebagai obat batuk sirup, Pengembangan dan penemuan
ini tak luput dari andil dan peran besar seorang ilmuan yang bernama
Heinrich Dreser (1860 - 1924) lahir di Darmstadt, Jerman, pada tahun
1860.Sepanjang kariernya di Bayer antara tahun 1897-1914 Dreser
bertugas sebagai seorang peneliti dimana ia bertanggung jawab menguji
keamanan dan kemanjuran produk obat baru. Pada masa tersebut Dreser
memikul jabatan sebagai seorang Kepala Laboratorium. Yang mana jabatan
tersebut memberikan wewenang dalam memutuskan apakah suatu obat layak
dipasarkan atau tidak, bersama jabatan tersebut pulalah membawa Dreser
pada penemuan Heroin yang sangat spektakuler sekaligus controversial.Heroin
adalah hasil sintesis diasetilmorfin yang merupakan derivat senyawa
morfin. Senyawa diasetilmorfin berbentuk kristal berwarna putih, tak
berbau, dan berasa pahit adalah senyawa yang kemudian diketahui cukup
berbahaya. Para ahli sains kemudian berlomba-lomba melakukan penelitian
untuk mendapatkan obat. Penemuan diasetilmofin oleh ilmuwan Inggris,
C. R. Wright, tahun 1874 memberi ilham pada Dreser untuk menciptakan
obat baru yang tidak menimbulkan ketagihan tetapi tetap memiliki
khasiat sama, yakni sebagai obat penenang (sedatif) dan penghilang rasa
sakit. Setidaknya begitulah anggapan Dreser pada saat itu. Yang pada
kenyataannya pada saat ini anggapan tersebut salah.
Bayer
adalah perusahaan yang pertama kali mensintesis diasetilmorfin menjadi
heroin. Pada awal 1898, heroin buatan Dreser itu kemudian diujicobakan
pada sejumlah katak dan kelinci di laboratorium. Dreser bahkan
mengujicobakannya pada sejumlah pekerja di Bayer. Anehnya, para pekerja
justru tak berkeberatan dan merasa senang dengan dilakukannya percobaan
itu. Mereka menganggap bahwa obat baru temuan Dreser selalu membuat
mereka merasa “heroik”.
Heinrich
Dreser, masih merasa belum puas dengan produk baru ciptaannya
tersebut. Ia kemudian tertarik untuk mencoba pada dirinya sendiri.
Sejumlah hasil mengejutkan ternyata mampu dirasakannya hingga dapat
menyimpulkan bahwa produk itu sangat efektif untuk mengobati sejumlah
penyakit yang berhubungan dengan pernapasan seperti bronkhitis, asma,
dan tuberkulosis (TBC).
Pada
November 1898, Dreser mempresentasikan obat temuannya pada Kongres
Naturalis dan Dokter Jerman. Ia mengklaim bahwa heroin 10 kali lipat
lebih efektif dari obat batuk biasa, namun hanya mengandung sedikit
bahan toksik. Obat batuk sirup baru itu juga diklaim Dreser sebagai
obat yang lebih efektif dibandingkan morfin sebagai penahan sakit.
Dreser menegaskan, obat tersebut sangat aman dikonsumsi walau agak
kontroversi pada masa itu.
Nama
“heroin” sebagai obat batuk sirup pun kemudian diluncurkan secara
resmi oleh Bayer dan mulai dipasarkan untuk khalayak ramai pada tahun
1898. Nama heroin diambil dari bahasa Jerman heroisch yang berarti
heroik. Brand heroin yang didengung-dengungkan waktu itu yakni:
“Heroin-sang penawar batuk”.
Saking
gencarnya Bayer melakukan pemasaran heroin ini, mereka kemudian
memberikan contoh produk ini kepada para dokter. Akibatnya, tak sedikit
dokter yang meresepkannya untuk para pasien mereka. Heroin pun
kemudian berkembang secara luas di lingkungan medis tanpa menyadari
bagaimana efek ketergantungan yang dihasilkan produk ini. Melihat
fenomena pemasaran yang terus meningkat, Bayer pun terus meningkatkan
produksinya dan menjual ke 12 negara lainnya di luar Jerman.
Lama-kelamaan,
keganjilan mulai tampak. Para dokter mulai mencatat banyak sekali
permintaan pasien akan obat batuk sirup ini meskipun para pasien itu
tak memiliki keluhan pada saluran pernapasannya. Sejumlah ilmuwan,
dokter, dan para pakar kimia kemudian mendeteksi adanya kandungan obat
keras di dalamnya. Mereka menyimpulkan bahwa diasetilmofin yang
dikandung heroin mungkin tak seadiktif morfin, namun justru lebih hebat
dari itu. Daya ketergantungan heroin dua hingga empat kali lebih kuat
dibandingkan morfin! Saat memasuki metabolisme tubuh, zat aktif heroin
langsung memasuki aliran darah dan merasuk masuk ke otak hingga
menyebabkan sebuah euforia.
Berkaca
dari berbagai temuan ilmuwan itu, Bayer kemudian menghentikan produksi
dan pemasaran obat batuk sirup heroin pada 1913. Lebih dari itu, Bayer
langsung menghapus nama heroin pada daftar obat yang berhasil mereka
temukan sekaligus menjadi catatan sejarah kelam bagi perusahaan
terkenal itu. Peredaran heroin pun kemudian dilarang secara luas pada
tahun 1924.
0 Comment:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar