Baru-baru ini para peneliti menganalisa lubang hitam kanibal, yang bisa memakan lubang hitam lainnya yang berukuran lebih kecil.
"Saat dua lubang hitam bertabrakan, pada skenario astrofisika
sebenarnya, mereka memiliki ukuran yang tidak sama," kata Carlos
Lousto, peneliti Center for Computational Relativity and Gravitation, RochesterInstitute of Technology, kepada Discovery News.
Bahkan para peneliti berhasil membuat simulasi kondisi yang sangat
ekstrim, ketika sebuah lubang hitam besar yang berukuran masif,
memangsa lubang hitam lain yang berukuran ratusan kali lebih kecil
darinya.
Sebelumnya, para peneliti hanya berhasil menganalisa lubang hitam yang
dapat melahap lubang hitam lain yang memiliki massa yang 10 kali lipat
lebih kecil. "Pada beberapa bulan ke depan, saya pikir kami akan bisa
menghadirkan solusi lebih besar, dengan perbandingan massa dua lubang
hitam 1000:1," kata Lousto.
Bagaimanapun, kata Lousto, ini merupakan masalah yang rumit. Sebab
analisa seperti ini musti dilakukan oleh sebuah superkomputer. "Kami
memerlukan resource superkomputer yang sangat besar."
Untuk analisa yang paling mutakhir saja, Lousto dan kawan-kawannya menggunakan superkomputer di Texas Advanced Computing Center yang menggunakan 70 ribu unit prosesor. Simulasi itupun baru bisa diselesaikan setelah hampir 3 bulan.
Menurut rekan peneliti Lousto, Yosef Zlochower, simulasi lubang hitam
kanibal ini bisa dibilang sangat penting, karena ini bisa menjembatani
kesenjangan dua pendekatan riset yang sangat berbeda.
Yang pertama yang mulai melakukan pendekatan tubrukan dua lubang hitam
yang berukuran sama, yang kedua, yang melakukan pendekatan tabrakan
antara dua lubang hitam yang berukuran 1000:1. Hasil penelitian Lousto dan Zlochower telah didaftarkan untuk dipublikasikan pada journal Physical Review Letters.
Peristiwa saling memangsanya dua lubang hitam, bisa dideteksi dari
gelombang gravitasi yang sangat intens. AS memiliki dua instrumen yang
berusaha mendeteksi gelombang gravitasi tersebut, yakni melalui Laser
Interferometer Gravitational Wave Observatory (LIGO) yang berbasis di
bumi, serta Laser Interferometer Space Antenne (LISA) yang dijalankan oleh NASA.
0 Comment:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar